: Oom Daud Saba, paduan suara Glorify
“Lihatlah matahari yang tidak pernah terlambat untuk terbit dan terbenam. Kita sebagai makhluk ciptaan-Nya sebaiknya memiliki sikap yang sama, tidak pernah terlambat …”
-Oom Daud Saba-
foto diculik dari Bayou Kansil In memoriam, Oom Daud Saba 14 Maret 1941 - 31 Januari 2010 |
Waktu mepercayakan alirnya pada Oom Daud Saba, “Bersama dia, aku pasti jatuh di tempat yang tepat,” bisik Waktu. “Oh, ya ? Apa yang membuatmu begitu yakin ?”tanya saya. “Ia selalu menjalani apa yang dia yakini. Itu artinya, ia pun mempercayai ke mana aku mengalir.”
… dan Waktu menghantar Oom Daud mengalir dalam sebuah kisah. Sepanjang perjalanan, Waktu dan Oom Daud tak pernah saling mengkhianati …
Waktu membuat Oom Daud Saba berpapasan dengan Tante Vien, istrinya terkasih, di acara pemasangan kap (topi perawat). “Oom waktu itu di band PTT. Dia tanya, ‘ada gadis-gadis dari Timor, nggak ?’” kenang Tante Vien sambil tersenyum simpul.
Waktu pulalah yang memperkuat ikatan di antara mereka. “Kami pacaran sembilan tahun,” ujar Tante Vien. Ketika mereka akhirnya memutuskan untuk menikah, ayah Tante Vien keras menentang. “Papa tidak setuju karena Oom penyanyi.”
Waktu menjaga perjalanan mereka yang tak lurus. Ia hadir sebagai moment-moment singkat yang menentukan. Pada sebuah kesempatan langka, ketika Papa Tante Vien tertidur, Oom Daud dan Tante Vien dapat lari dari rumah. Pertolongan-pertolongan yang hadir di sepanjang jalan pun selalu datang tepat waktu. “Ada yang kasih uang, ada yang punya toko suka kasih sabun, kasih pinjam mobil …,”urai Tante Vien.
Waktu memilih 14 Februari 1968 sebagai tanggal pernikahan Oom Daud dan Tante Vien. “Tante nggak tau itu Valentine,” ujar Tante Vien. Tanggal itu jatuh begitu saja bersama alir waktu. Karena ketikdaksetujuan Papa Tante Vien membuat izin pernikahan sangat sulit diperoleh, tanggal istimewa itu justru tiba “sedapatnya”.
Waktu menjaga kasih sayang Tante Vien dan Oom Daud senantiasa berdegup sehat. “Dia suka puji Tante di belakang. Tante suka dengar dari orang-orang, ‘Istriku ini tambah cantik, ya, tambah muda 15 tahun’ atau ‘Untung aku punya istri yang pengertian …’. Dia juga suka curi-curi bawa motor untuk jemput Tante, padahal sudah dilarang anak-anak,” cerita Tante Vien dengan mata bersinar.
Waktu pulalah yang mengikis kemarahan dan kesangsian papa Tante Vien. Oom Daud yang sukses menahkodai paduan suara Glorify berhasil meyakinkan Papa Tante Vien. “Akhirnya Papa Daud malah jadi menantu kesayangan,” tambah Marthin Saba, putera ke dua Tante Vien dan Oom Daud.
Waktu kemudian menjemput Oom Daud pada hari dan tanggal yang istimewa. Minggu. Tiga puluh satu Januari. Akhir hari dalam seminggu, akhir tanggal dalam sebulan, namun bulan pertama dalam setahun. Ia telah merampungkan tugasnya, mengutuhkan pengabdiannya, dan membangun sesuatu yang penuh harapan ; Paduan Suara Glorify-nya yang tahun ini berusia 17 telah ada di ujung masa remaja. Kelak ia akan tumbuh dewasa bersama jiwa, cinta, dan keyakinan yang dinafaskan Oom Daud. “Papa itu berjalan dengan hati nurani, dia apa adanya dan melakukan apa yang dia yakini,” ujar Marthin Saba.
Oom Daud Saba mempercayakan alirnya pada waktu. “Oom, apa yang membuat Oom Daud begitu yakin pada waktu ?” tanya saya. Tak ada jawaban.
… dan Oom Daud menghantar waktu pada sebuah kisah yang kelak mungkin akan kau teruskan. Sepanjang perjalanan, Oom Daud dan Waktu tak pernah saling mengkhianati …
Selamat jalan, Oom Daud. Selamat mengalir bersama dimensi waktu yang lain …
Sundea
0 komentar:
Posting Komentar