Bunga di Tepi Jalan

“Suatu kali kutemukan bunga di tepi jalan
siapa yang menanamnya tak seorangpun mengira
bunga di tepi jalan alangkah indahnya….”*

bungaresized

Bunga-bunga kecil tumbuh di atas batu. Mereka yang putih dan kuning seperti merayakan cerah cuaca. Sesekali mereka bergerisik dihela angin, sesekali menangguk-angguk ; entah menanggap cerita saudaranya atau terkantuk-kantuk.

“Di sekitar belukar dan rumput gersang seorangpun tak kan mau memperhatikan …”* 

“Jangan khawatir,” kata Dea pada lagu Bunga di Tepi Jalan yang menyanyikan keprihatinannya pada bunga-bunga kecil. “Mereka saling memperhatikan, kok, lihat, deh,” kata Dea sambil menunjuk para bunga yang kait mengait seperti kancing. Mereka yang tumbuh di atas batu menemukan kemenangan dalam kemampuan bertahan hidup dan mahalnya kebebasan. Mereka yang kecil-kecil senantiasa tumbuh bersama dan saling menjaga. 

“Biarlah kan kuambil penghias rumahku …” *

Eh … tunggu, tunggu. Apa ? Tahu-tahu Bunga di Tepi Jalan mencerabut beberapa helai bunga dan mengantunginya. Sisa bunga yang tinggal berayun-ayun, mencoba mencegah, mencoba menangkap saudara mereka dengan mengait tangkainya. Tapi apa yang terjadi ? Bukannya berhasil menahan saudara mereka, mereka justru ikut terbawa.

“Oh..kasihan, kan kupetik
s'belum layu ….” *

Selepas itu, Bunga di Tepi Jalan mem-fade out. Pudar bersama harapan keluarga bunga. Angin dan matahari kehilangan pijakan. Batu mejadi pitak. Saya ingin menangis. Merasa kecewa pada lagu lincah dan menyenangkan yang saya pikir penyayang itu. 

Apa ia tidak tahu bunga-bunga itu akan lebih cepat layu jika dijadikan penghias rumah ? Atau ia tahu, tapi bersembunyi di balik kata ‘Oh kasihan’ yang mematikan ?

bungabw
Sejak siang itu, di antara bunga-bunga cantik yang masih tumbuh liar di atas batu, tak ada lagi nyanyian … 

Sundea 

*diambil dari lirik lagu Bunga di Tepi Jalan, Koes Plus

5 komentar:

widi mengatakan...

iiiiiiihhhhhhhh.......

ko bs tau prasaan si bunga.....

knapa ga diwawancara aja skalian,siapa tau mw beli salamatahari ntar sm si bunga dihadiahkan sm orang2 yg ga ngerusak dia........

Sundea mengatakan...

Udh keburu dicabut sebelum sempet diwawancara, Wid ...

Sundea mengatakan...

Hahaha ... elu banget, ya, Rif ? Galauselalu ... =p

Aditya Naratama mengatakan...

Yang tadinya perumpamaan 'bunga di tepi jalan' oleh Koes Plus, jadi harfiah lewat tulisannya Sundea, tapi si bunga dipersonifikasi lagi jadi punya perasaan kompleks kayak gitu.. jadinya roti lapis..

Jadi.. yang ada di jalan biarkanlah di jalan.. begitu?

Sundea mengatakan...

Sometimes they are, sometimes they aren't ...

Posting Komentar