Quiet (Space) Times

Ada ruang tak bermuatan di antara berbagai peristiwa. Bukan untuk dibaca, namun membantumu membaca dan dibaca.

Minggu ini Salamatahari.blogspot memperkenalkan “quiet times” yang biasanya hadir diam-diam; pada Pak Beni, pramusaji Sumber Hidangan, pada sentimentalitas perpisahan dalam artikel “Kemarin” yang ditulis Andika, pada Rose DeWitt yang jenuh pada kediriannya, dan pada moment menjelang meletusnya Gunung Krakatau dalam pameran Seni Rupa The Last Quiet Day.

Ada ruang tak bermuatan di antara bulan yang bertransisi. Bukan untuk dibaca, namun membantumu membaca dan dibaca. 

Jeda sejenak. 

Hela udara bebas yang digratiskan spasi. 

Hari ini, Salamatahari.blogspot edisi terakhir di bulan Januari akan menghantarmu menuju Februari.

Salamatahari, semogaselaluhangat dan cerah,
Sundea

Andika, makasih buanyak buat sumbangsihnya di edisi minggu ini, ya ^_^

tangga

5 komentar:

Aditya Naratama mengatakan...

Ah! Aku suka Inti Mataharinya! Bagus!

Sundea mengatakan...

Oh, ya ... ? Padahal aku udah sempet putus asa nulisnya ...

Makasih, ya ... ^_^

Andika mengatakan...

Sama2, Dea! Masa sih putus asa nulis yang ini? Gw terkagum2 loh waktu elu bisa mbujuk Pak Beni, setelah dia nolak pas pertama kali diajak wawancara.

Sundea mengatakan...

Nulis "inti matahari"-nya, Dik, yg putus asa. Sempet tau2 keilangan kata2. Yah, namanya juga Quiet (space) Times ... ehehehehe ... =p

widi mengatakan...

aq juga suka loh......

mav telat hadir,aq sakit..

Posting Komentar